(Arrahmah.com) -Wanita Latin atau Amerika Hispanik yang tidak lain sebutan bagi orang-orang Amerika yang berlatar belakang budaya Spanyol, rupanya makin banyak yang memeluk Islam. Katanya, mereka mengagumi akan ketenangan dan apa-apa yang diajarkan Islam.
“Jelas sekarang saya tahu, Allah-lah yang menuntun pikiran dan perasaan hati saya, dan saya tidak ingin lagi menjadi Katolik,” kata Zainab Ismail, wanita Hispanik yang lahir di Bronx kepada womensenews.org pada Selasa pekan lalu (16/7).
Titik balik Zainab terjadi pada Maret 2009 setelah upacara pernikahannya di sebuah gereja Katolik. Merasa tertarik dengan Islam, tiga bulan kemudian ia pun memutuskan memeluk Islam tepatnya pada Juni 2009.
Zainab menuturkan keindahan konsep Islam tentang wanita. Islam, sebagai agama ilahi, menetapkan aturan-aturan yang menjaga keseimbangan antara tanggung jawab laki-laki dan hak-hak perempuan.
Zainab yang kini berusia 44 tahun dibesarkan dari keluarga Katolik Puerto Rico, dan keputusannya memeluk Islam juga dilakukan banyak orang di Amerika latin.
Kini, semakin banyak orang Amerika Latin, terutama perempuan, yang memeluk kepada Islam dalam dekade terakhir setelah serangan 9/11. Saat itu Islam disorot, dan justru makin banyak orang non-Muslim mencari kebenaran tentang Islam dan mendapatkan hidayah.
Menurut Imam Masjid di Manhattan, Shamsi Ali, sebagian besar yang masuk Islam itu berpendidikan, perempuan muda, dan profesional.
Meskipun tidak ada angka resmi, Amerika Serikat diyakini menjadi rumah bagi hampir tujuh juta Muslim. Menurut Pew Research Center, enam persen Muslim Amerika adalah Hispanik. Satu dari 10 mualaf kelahiran Amerika adalah Hispanik dan angka itu terus menunjukan pertumbuhannya.
The American Muslim Council menempatkan jumlah Muslim Latin di Amerika sekitar 200.000 pada tahun 2006. Komunitas terbesar Muslim Latino ada di daerah dengan konsentrasi tertinggi, seperti New York City, Chicago, Los Angeles, dan Miami. California adalah negara bagian Amerika dengan sebagian besar Muslim Latin. (islampos/arrahmah.com)
“Jelas sekarang saya tahu, Allah-lah yang menuntun pikiran dan perasaan hati saya, dan saya tidak ingin lagi menjadi Katolik,” kata Zainab Ismail, wanita Hispanik yang lahir di Bronx kepada womensenews.org pada Selasa pekan lalu (16/7).
Titik balik Zainab terjadi pada Maret 2009 setelah upacara pernikahannya di sebuah gereja Katolik. Merasa tertarik dengan Islam, tiga bulan kemudian ia pun memutuskan memeluk Islam tepatnya pada Juni 2009.
Zainab menuturkan keindahan konsep Islam tentang wanita. Islam, sebagai agama ilahi, menetapkan aturan-aturan yang menjaga keseimbangan antara tanggung jawab laki-laki dan hak-hak perempuan.
Zainab yang kini berusia 44 tahun dibesarkan dari keluarga Katolik Puerto Rico, dan keputusannya memeluk Islam juga dilakukan banyak orang di Amerika latin.
Kini, semakin banyak orang Amerika Latin, terutama perempuan, yang memeluk kepada Islam dalam dekade terakhir setelah serangan 9/11. Saat itu Islam disorot, dan justru makin banyak orang non-Muslim mencari kebenaran tentang Islam dan mendapatkan hidayah.
Menurut Imam Masjid di Manhattan, Shamsi Ali, sebagian besar yang masuk Islam itu berpendidikan, perempuan muda, dan profesional.
Meskipun tidak ada angka resmi, Amerika Serikat diyakini menjadi rumah bagi hampir tujuh juta Muslim. Menurut Pew Research Center, enam persen Muslim Amerika adalah Hispanik. Satu dari 10 mualaf kelahiran Amerika adalah Hispanik dan angka itu terus menunjukan pertumbuhannya.
The American Muslim Council menempatkan jumlah Muslim Latin di Amerika sekitar 200.000 pada tahun 2006. Komunitas terbesar Muslim Latino ada di daerah dengan konsentrasi tertinggi, seperti New York City, Chicago, Los Angeles, dan Miami. California adalah negara bagian Amerika dengan sebagian besar Muslim Latin. (islampos/arrahmah.com)
0 komentar:
Posting Komentar