1.
Tujuan
:
a. Untuk
mengetahui korosi baja karbon rendah atau paku pada berbagai larutan.
b. Untuk
mengetahui laju korosi pada paku dengan faktor yang mempengaruhi korosi.
2. Alat dan Bahan :
a.
Paku yang dibengkokkan
b.
Paku yang ujungnya di
tempa
c.
Paku lurus
d.
Cairan / Larutan ACETON
e.
Cairan / Larutan H2SO4
f.
Cairan / Larutan H2O
g.
Cairan / Larutan NaCl
h.
Gelas / wadah larutan
i.
Palu
j.
Penjepit
3. Manfaat praktikum :
a.
Dapat mengetahui pengaruh
dari cairan/larutan terhadap paku
4.
Dasar
Teori
Jenis kerusakan yang terjadi tidak hanya tergantung pada jenis logam, keadaan
fisik logam dan keadaan penggunaan-penggunaannya, tetapi juga tergantung pada
lingkungannya. Ditinjau dari bentuk produk atau prosesnya, menurut Setyowati
tahun 2008 korosi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, di antaranya :
a. Korosi merata (uniform corrosion)
Korosi
merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam,
oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi
pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung
akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja
dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang
mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa
penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance).
b.Korosi celah (crevice corrosion)
Korosi celah adalah korosi
lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme terjadinya
korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah,
sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen
(O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih banyak,
akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda
dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah
yang terkorosi.
c.
Korosi galvani (galvanic corrosion)
Korosi galvanik terjadi
apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif.
Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya
akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam
yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi
adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi.
d.
Korosi selektif (selective leaching)
Selective leaching adalah korosi
yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang
lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme
terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total
terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi
akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke
elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain
selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa
pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan
tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah
pada pipa.
e. Korosi
antar kristal (intergranular corrosion)
Korosi
intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat
terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang
terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada
temperatur 425 – 815oC karbida krom (Cr23C6)
akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah
pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan
karat tersebut.
5. Langkah Percobaan :
a.
Ambil gelas bening,
masukan paku bengkok dan paku di tempa kedalamnya lalu masukan cairan/larutan masing-masing
larutan.
b. Ambil
gelas bening,masukan paku lurus kedalam nya lalu masukan cairan/larutan.
c. Setelah semua gelas-gelas bening telah berisi paku dan
larutannya masing-masing, amati paku-paku tersebut selama 7 hari.
d. Catatlah hasil pengamatan tersebut ke dalam tabel
pengamatan dan foto masing-masing paku tersebut untuk dijadikan dokumentasi.
6. Pertanyaan
pada percobaan :
a. Tuliskan reaksi yang terjadi pada ke 4 larutan
tersebut.
b. Urutkan tingkat laju korosi dari ke 4 larutan tersebut
berdasarkan hasil pengamatan saudara.
c. Bahas laju korosi logam atau paku yang dibengkokkan
pada paku ke 4 larutan tersebut.
d. Bahas laju korosi logam atau paku yang dipukul pada ke
4 larutan tersebut.
7. Hasil
Pengamatan :
a. Reaksi
pada ke 4 larutan :
1. Larutan H2SO4 :
·
Anoda:
Fe è
Fe2+ + 2e-
·
Katoda : H2SO4
è 2H+ + SO42-
Fe2+ + SO42-
è
FeSO4
2. Larutan H2O :
·
(Anoda):
Fe è
Fe2+ + 2e-
·
(Katoda): H2O
è
H+ + OH-
·
Fe2+ + 2(OH)-
è
Fe (OH)2
Fe(OH)2
+ (OH)- è Fe(OH)3 (karat)
3. Larutan NaCl :
·
Anoda Fe èFe2+
+ 2e-
·
Katoda:
NaCl è
Na+ + Cl-
·
Fe2+ + Cl-
è
FeCl
4. Larutan ACETON :
·
AnodaFe
è
Fe2+ + 2e-
·
KatodaCH3COOH
è
H+ + CH3COO-
·
Fe2+ + CH3COO- è FeCH3CO
Contoh
Gambar Skematik
|
b. Tabel
hasil pengamatan larutan terhadap paku selama 7 hari
No
|
Larutan
|
Saat Pencelupan
|
Setelah
1 Minggu
|
1.
|
H2SO4
|
Belum terjadi korosi
|
a.
a.
Terkorosi sepenuhnya sampai paku habis
b.
b.Banyak
nya endapan
c.
c.
Berkurang nya massa pada paku
d.
|
2.
|
H2O
|
Belum
terjadi korosi
|
a.
Korosi
pada paku
b. Berkurangnya massa pada paku
c.
Adanya
endapan
d. Paku mengalami perubahan warna (coklat)
|
3.
|
ACETON
|
Belum
terjadi korosi
|
a.
Mengalami
korosi pada paku
b.
Berkurangnya
massa pada paku
c.
Adanya
endapan
d. Paku mengalami perubahan warna (coklat)
|
4.
|
NaCl
|
Belum
terjadi korosi
|
a.
Korosi
pada paku
b.
Berkurangnya
massa pada paku
c.
Adanya
endapan
d. Paku mengalami perubahan warna (coklat)
|
c.
laju korosi logam atau paku yang dibengkokkan pada
paku ke 4 larutan
tersebut
:
Permukaan paku yang dibengkokkan mengalami cacat
permukaan yaitu rapuh dan bercak bercak. Laju korosi pada paku didalam larutan
H2SO4 habis terserang korosi menjadi endapan tidak ada
yang tersisa.
Berikut tingkat laju korosi paku dari yang terparah
berdasarkan larutannya :
1. H2SO4
2. H2O
3. ACETON
4. NaCl
d.
laju korosi logam atau paku yang dipukul pada paku ke
4 larutan
tersebut
:
Permukaan paku yang dibengkokkan mengalami cacat
permukaan yaitu rapuh dan bercak bercak. Laju korosi pada paku didalam larutan
H2SO4 habis terserang korosi menjadi endapan tidak ada
yang tersisa.
Berikut tingkat laju korosi paku dari yang terparah
berdasarkan larutannya :
1. H2SO4
2. H2O
3. ACETON
4. NaCl
8.
Pembahasan
:
Berikut
adalah tahapan-tahapan terbentuknya sel karat:
Di daerah katoda
terjadi reaksi reduksi pada H+ yang berada di larutan penghantar
yang menjadi gelembung gas H2 dan kemudian menempel di permukaan
elektroda karbon.
2H+
+ 2e- è
H2
Di dalam larutan
terdapat ion-ion (OH)- yang berasal dari reaksi disosiasi air.
H2O
è
H+ + (OH)-
Ion-ion hidroksil
ini bereaksi.
dengan ion-ion
besi menjadi:
Fe2+
+ 2(OH)- è
Fe (OH)2
Apabila terdapat
kelebihan zat asam di dalam larutan akan terjadi pembentukan ion hidroksil di
daerah katoda.
2H2O
+ O2 + 4e- è
4(OH)
Yang mengakibatkan
percepatan proses pengkaratan dan menghasilkan kerak/rust.
Fe(OH)2
+ (OH)- è
Fe(OH)3 (karat)
Elektroda seng
yang anodik akan kehilangan massa karena melarutnya ion-ion Fe2+
yang tidak stabil, karenanya elektroda besi dikatakan berkarat dengan ditandai
terjadinya kerusakan pada permukaannya.
9.
Kesimpulan
:
1. Korosi
adalah peristiwa perusakan logam oleh zat lain secara kimia, misalnya
pengkaratan besi.
2. Korosi
merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung
dengan lingkungan berair dan oksigen.
3. Faktor-faktor
yang memengaruhi korosi adalah dari bahan itu sendiri (kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, dll) dan dari lingkungan (udara, suhu,
kelembaban, dan keasaman zat-zat kimia).
0 komentar:
Posting Komentar