Destructive test and non Destructive test
Cara
pengujian suatu material dibagi dalam dua kelompok yaitu
1.pengujian dengan merusak (destructive test)
1.pengujian dengan merusak (destructive test)
adalah
pengujian suatu bahan, tapi hasil akhir bahan tersebut akan cacat/rusak.
Pengujian dengan merusak dilakukan dengan cara merusak benda uji dengan cara pembebanan/ penekanan sampai benda uji tersebut rusak, dari pengujian ini akan diperoleh informasi tentang kekuatan dan sifat mekanik bahan
2.pengujian tanpa merusak ( non destructive test).
Pengujian dengan merusak dilakukan dengan cara merusak benda uji dengan cara pembebanan/ penekanan sampai benda uji tersebut rusak, dari pengujian ini akan diperoleh informasi tentang kekuatan dan sifat mekanik bahan
2.pengujian tanpa merusak ( non destructive test).
Dengan melaksanakan berbagai
pengujian termasuk pengujian tak merusak
Dalam proses produksi dari bahan industri, kemungkinan adanya cacat bahan sangat kecil, tetapi tidak mungkin mempunyai bahan yang bebas dari cacat. Maka telah dikembangkan cara pengujian tak merusak untuk produk akhir dilakukan untuk menjamin kualitas juga jaminan tidak adanya cacat yang membahayakan penggunaan.
Jadi pengujian ini tidak merusak bahan..
Dalam proses produksi dari bahan industri, kemungkinan adanya cacat bahan sangat kecil, tetapi tidak mungkin mempunyai bahan yang bebas dari cacat. Maka telah dikembangkan cara pengujian tak merusak untuk produk akhir dilakukan untuk menjamin kualitas juga jaminan tidak adanya cacat yang membahayakan penggunaan.
Jadi pengujian ini tidak merusak bahan..
Pengujian dengan merusak ( destructive test) terdiri
dari:
1. Pengujian
Tarik (Tensile Test)
Tensile test adalah pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan sampai putus. Pada tensile test suatu material akan mengalami kerusakan, karena tensile test adalah pengujian kekuatan material dengan menarik suatu material sampai putus. Jadi material yang ditest kekuatannya akan rusak.
2. Pengujian Tekan (Compressed Test)
Pada uji tekan umumnya kekuatan tekan lebih tinggi dari kekuatan tarik. Suatu material akan ditekan dan saat pengujian ini material akan rusak.
Prosesnya material akan ditaruh diatas landasan dan ditekan dari atas.
*baru baru ini telah ditemukan bahan yang baik terbuat dari keramik sebagai landasan dari silica, yang memberi pengaruh baik.
3. Pengujian Bengkok ( Bending Test)
Pengujian bengkok adalah salah satu cara pengujian yang dipakai sejak lama bagi bahan yang cocok, karena dapat dilakukan terhadap batang uji berbentuk sederhana dan tidak perlu menggunakan mesin uji biasa. Tapi pengjian ini menyebabkan material rusak karena akan terjadi patahan.
4. Pengujian Puntir ( Torsion Test)
Pada pengujian puntiran suatu material akan rusak karena material trsebut akan mengalami patahan.. umumnya ini terjadi pada material yang getas, sedangkan pada material yang ulet patahan terjadi pada sudut tegak lurus terhadap sumbu puntiran setelah gaya pada ara sumbunterjadi dengan deformasi yang besar.
Tensile test adalah pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan sampai putus. Pada tensile test suatu material akan mengalami kerusakan, karena tensile test adalah pengujian kekuatan material dengan menarik suatu material sampai putus. Jadi material yang ditest kekuatannya akan rusak.
2. Pengujian Tekan (Compressed Test)
Pada uji tekan umumnya kekuatan tekan lebih tinggi dari kekuatan tarik. Suatu material akan ditekan dan saat pengujian ini material akan rusak.
Prosesnya material akan ditaruh diatas landasan dan ditekan dari atas.
*baru baru ini telah ditemukan bahan yang baik terbuat dari keramik sebagai landasan dari silica, yang memberi pengaruh baik.
3. Pengujian Bengkok ( Bending Test)
Pengujian bengkok adalah salah satu cara pengujian yang dipakai sejak lama bagi bahan yang cocok, karena dapat dilakukan terhadap batang uji berbentuk sederhana dan tidak perlu menggunakan mesin uji biasa. Tapi pengjian ini menyebabkan material rusak karena akan terjadi patahan.
4. Pengujian Puntir ( Torsion Test)
Pada pengujian puntiran suatu material akan rusak karena material trsebut akan mengalami patahan.. umumnya ini terjadi pada material yang getas, sedangkan pada material yang ulet patahan terjadi pada sudut tegak lurus terhadap sumbu puntiran setelah gaya pada ara sumbunterjadi dengan deformasi yang besar.
Pengujian
tanpa merusak ( non destruktive test) terdiri dari:
- 1. metode liquid penetrant
Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid, baik logam maupun non logam, seperti keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini, cacat pada material akan terlihat lebih jelas. Caranya adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan yang diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskousitas yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya, penetrant yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan developer.
- 2. metode dengan particle magnet
Dengan
menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan
(subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui.
Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang
tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet.
Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara
yang digunakan untuk memdeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah dengan
menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan
berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
Kelemahannya,
metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain itu,
medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak
serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
- 3. metode dengan arus Eddy
Inspeksi ini
memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik dialirkan pada
kumparan untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan
pada benda logam yang akan diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus
Eddy kemudian menginduksi adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan
berinteraksi dengan medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila ada
cacat.
Keterbatasan
dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada permukaan yang dapat
dijangkau. Selain itu metode ini juga hanya diterapkan pada bahan logam saja.
- 4. Pengujian penyinaran
Dengan
mempergunakan sinar X , sinar gama dan sinar netron yang memiliki daya tembus
besar melalui benda, memungkinkan untuk mengetahui adanya cacat dari bayangan
pada film yang ditempatkan dibelakang benda, yang menunjukan variasi
intensitas, karena perbedaan absorpsi sinar oleh rongga dan kepadatan didalam
benda,kelemahannya mahal dan membutuhkan seorang yang profesional untuk
menciptakan alat tersebut.
- 5. Pengujian ultrasonic
Prinsip yang
digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara yang dirambatkan pada
spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan
interpretasikan.Gelombang ultrasonic yang digunakan memiliki frekuensi 0.5 ± 20
MHz. Gelombang suara akan terpengaruh jika ada void, retak, atau delaminasi
pada material. Gelombang ultrasinic ini dibnagkitkan oleh tranducer dari bahan
piezoelektri yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik
kemudian menjadi energi listrik lagi.
- 6. Pengujian Radiographic
Metode NDT
ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar X dan
sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang diperiksa.
Saat menembus objek, sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya
berkurang. Intensitas akhir kemudaian direkam pada film yang sensitif. Jika ada
cacat pada material maka intensitas yang terekam pada film tentu akan
bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan memeprlihatkan bagian
material yang mengalami cacat.
0 komentar:
Posting Komentar